Selasa, 16 Desember 2014

FISIOLOGI DAN BEBAN KERJA FISIK



BAB
FISIOLOGI DAN BEBAN KERJA FISIK

1.       Definisi
Fisiologi (ilmu faal) dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat didefinisikan menjadi dua kegiatan :
a.  Kerja fisik (otot)
b.  Kerja mental (otak)
Pada kerja fisik, pengeluaran energi relatif lebih besar dibandingkan beban kerja mental. Tingkat intensitas kerja optimum umumnya tercipta ketika tidak ada tekanan dan ketegangan. Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut tidak mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan ketegangan merupakan konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu tersebut akibat dari tekanan.
a.       Beban Kerja Fisik
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya dan konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolok ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat
dideteksi melalui :
1.  Konsumsi oksigen
2.  Denyut jantung
3.  Peredaran udara dalam paru-paru
4.  Temperatur tubuh
5.  Konsentrasi asam laktat dalam darah
6.  Komposisi kimia dalam darah dan air seni
7.  Tingkat penguapan
Metode pengukuran kerja fisik dapat dilakukan dengan menggunakan standar:
1.  Konsep Horse-Power (foot-pounds of work per minute) oleh Taylor
2.  Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.
3.  Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi Oksigen.

A.    Penilaian Beban Kerja Fisik
Menurut  Rodahl (1989)  bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur  energy expenditure  melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja maka semakin banyak energi yang dikeluarkan. Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja. Sedangkan besarnya konsumsi energi tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin.
Astuti (1985) merumuskan hubungan antara  energy expenditure  dengan  kecepatan denyut jantung yaitu :

Dimana:
Y = energy expenditure operator (kkal/menit)
x = denyut jantung operator (denyut/menit)
                                Untuk menghitung konsumsi energynya adalah :
                                                                

Dimana:
KE = konsumsi energi suatu kegiatan tertentu (Kkal/menit)
Et = pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Kkal/menit)
Ei = pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal/menit).
                       Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardiac output  dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh Rodahl (1989) didefinisikan sebagai  Heart Rate Reserve (HR Reserve). HR Reservetersebut diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

                   Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kerja kardiovaskuler (cardiovasculair load = %CVL)yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:
Denyut nadi istirahat  = rata – rata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
Denyut nadi kerja    = rata – rata denyut nadi selama bekerja
Denyut nadi maksimum  = (220 –  umur) untuk laki-laki dan (200    umur ) untuk
Wanita

2.       Kebutuhan Energi Manusia
                Grandjean (1988) menyatakan pengeluaran  energi untuk metabolisme basal selama waktu istirahat dan konsumsi energi untuk keperluan pribadi adalah sekitar 2000 – 2300 Kkal. Ini Berarti dalam bekerja rata-rata dikeluarkan energi sebesar 4,5 – 5 Kkal/menit. Untuk menjaga kebugaran fisik, setiap hari harus dicukupi kebutuhan energi minimal 3000 Kkal untuk pria dan 2400 Kkal untuk wanita. [Retno Megawati, 2003]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar